Sabtu, 08 September 2012

Refleksi Pertemuan I

FILSAFAT

 Filsafat dapat diartikan sebagai suatu sikap seseorang yang sadar dalam memikirkan segala sesuatu secara mendalam dan ingin melihat dari segi yang luas dengan segala hubungan. Filsafat didasari oleh olah pikir manusia. Semua pertanyaan yang datang dari hati manusia yang bersifat kehidupan duniawi maupun spiritual semua berasal dari olah pikir. Filsafat tumbuh dalam pemikiran seorang manusia yang mempertanyakan tentang jati dirinya, hubungannya dengan Tuhan, hubungannya dengan sesama dan mempertanyakan dunia tempatnya berada.

Filsafat melingkupi bidang yang ada dan yang mungkin ada dengan tidak terbatas. Ini dapat dimaksudkan bahwa filsafat bisa datang dari mana saja, dari sesuatu yang sudah ada, nyata dan jelas tetapi masih harus dipertanyakan atau dari sesuatu yang mungkin ada dan pada akhirnya akan menjadi ada jika telah menemukan jawabannya. Filsafat juga bisa datang dari hal paling kecil sekalipun. Karena filsafat datang dari pertanyaan-pertanyaan yang selalu bergejolak difikiran seseorang, seperti pertanyaan-pertanyaan tentang hakikat hidup, kebenaran Tuhan, kepercayaan dan keyakinan terhadap agama yang akan menjadi landasan hidup.

Hal yang mendorong seseorang untuk berfilsafat dapat dimulai dari keheranan akan sesuatu dimana rasa heran tersebut akan mendorong seseorang untuk menyelidiki dan menemukan jawaban. Berfilsafat juga dapat terjadi karena kesangsian (keraguan) seseorang terhadap sesuatu yang pada akhirnya akan menuntunnya pada kesadaran. Dan pada akhirnya pencarian jawaban tersebut akan berakhir pada kesadaran diri akan keterbatasan. Menyadari bahwa dirinya sangat kecil dan lemah terutama bila dibandingkan dengan alam sekitarnya.

 Filasafat juga terjadi melalui pertentangan-pertentang batin seseorang. Melalui pertentangan akan didapati suatu pengetahuan baru yang akan menjadi dasar seseorang untuk terus mencari jawaban-jawaban dari setiap pertentangan yang akan berubah menjadi pertanyaan hidup. Semakin dipertentangkan akan semakin dalam pengetahuan seseorang. Tetapi hendaknya jangan menurunkan setiap pengetahuan yang didapatkan menjadi sebuah keyakinan karena keyakinan yang hakiki itu hanya dipersembahkan untuk Tuhan.

Keseimbangan antara pemikiran dan hati juga harus dijaga. Filsafat merupakan olah pikir tetapi bukan berarti pemikiranlah yang menjadi acuan dalam menjalani kehidupan, tetapi harus diselaraskan dengan kata hati. Pikiran tidak akan bisa mengukur perasaan seseorang. Kemurnian hati dapat menjadi penetral bagi pemikiran-pemikiran yang sangat tidak terbatas.

Kemudian jika kemurnian hati dapat menjadi penetral bagi pemikiran yang tak terbatas, bagaimana membedakan kata hati dan kata pemikiran agar tidak salah dalam mengambil keputusan?

1 komentar:

  1. kemurnian hati dapat kita peroleh ketika kita mempasrahkan hidup kita dalam menjalankan segala aktifitas untuk ibadah kepadaNYA sehingga kita dapat peroleh hal yang bermanfaat. keputusan yang benar pun dapat menjadi salah ketika hasil keputusan terebut tiada manfaat yang dapat diperoleh. keputusan yang benar itu menurut saya ketika hasil keputusan itu mempunyai manfaat.
    ketika emosi kita bergejolak, hati dan pemikiran kita akan tercemar dalam mengambil keputusan. oleh karena itu iringkan ikhtiar dan doa dalam mengambil keputusan.

    BalasHapus